Jurnal Booth Dharma Medika
https://www.jurnal.stikeswilliambooth.ac.id/index.php/pengabmas
STIKes William Booth Surabayaen-USJurnal Booth Dharma Medika2775-1945A COMMUNITY SERVICE EDUCATION ABOUT CLEAN AND HEALTHY LIVING BEHAVIOR (PHBS) FOR SCHOOL-AGE CHILDREN AT SDN 1 BULIAN
https://www.jurnal.stikeswilliambooth.ac.id/index.php/pengabmas/article/view/682
<p><em>Clean and healthy living behavior or known as PHBS is one form of action in achieving a degree of health that can be applied as early as possible. Actions to maintain cleanliness to achieve optimal health must be trained to be carried out starting from oneself so that it can become a good habit in the future both for one's own health and the environment. The purpose of this community service activity is to provide knowledge and understanding of PHBS to elementary school children. The activity was carried out at SD Negeri 1 Bulian which is located in Kubutambahan Village, Buleleng Regency. Educational activities were carried out in the form of counseling with the lecture method. Educational materials were displayed in the form of powerpoints and examples were given directly with an interesting delivery that was easy for school children to understand. The implementation of PHBS education went well, and the students were enthusiastic and actively asked questions during the discussion process. All participated in the activity until it was finished. </em></p>Ni Putu Diah Ayu RusmeniI Dewa Ayu RismayantiNi Luh Linda Ayuni TaniaNi Ketut Putri MerthasariI Made Sundayana
##submission.copyrightStatement##
2025-07-082025-07-08611910.47560/pengabmas.v6i1.682MENINGKATKAN KESIAPSIAGAAN REMAJA DALAM SITUASI GAWAT DARURAT: EDUKASI INTERAKTIF BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DI WILAYAH PUSKESMAS PUTAT JAYA
https://www.jurnal.stikeswilliambooth.ac.id/index.php/pengabmas/article/view/690
<p>Pendahuluan: Situasi gawat darurat seperti henti napas atau henti jantung dapat terjadi secara tiba-tiba dan memerlukan penanganan segera. Sayangnya, pengetahuan dan keterampilan remaja dalam melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD) masih rendah, khususnya di wilayah padat penduduk seperti Puskesmas Putat Jaya, Surabaya. Oleh karena itu, diperlukan intervensi edukatif yang efektif untuk meningkatkan kesiapsiagaan remaja dalam merespons keadaan darurat. Metode: Kegiatan pengabdian ini menggunakan pendekatan edukasi interaktif dengan <em>desain pre-eksperimental one group pre-post test. </em>Sebanyak 40 remaja usia 10–24 tahun dilibatkan sebagai responden. Intervensi dilakukan melalui pelatihan BHD berbasis lokakarya, yang mencakup ceramah, demonstrasi, simulasi peran, dan diskusi kelompok. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner pengetahuan dan lembar observasi keterampilan BHD berdasarkan standar American Heart Association. Hasil: Hasil menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada skor pengetahuan setelah intervensi, yang dibuktikan melalui analisis statistik dengan p-value < 0,05. Selain itu, lebih dari separuh responden mampu melakukan keterampilan BHD dengan benar. Meski demikian, masih terdapat sebagian responden yang melakukan keterampilan secara kurang tepat atau tidak melakukan sama sekali, yang menandakan perlunya pelatihan berkelanjutan. Kesimpulan: Intervensi edukatif interaktif terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja terkait BHD. Pendekatan ini dapat dijadikan strategi edukatif yang berkelanjutan untuk membangun kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi situasi gawat darurat, khususnya pada kelompok usia remaja.</p> <p> </p>Nurul ImamMartha Lowrani SiagianBudi ArtiniPandeirot M Nancye
##submission.copyrightStatement##
2025-07-082025-07-0861101510.47560/pengabmas.v6i1.690OPTIMALISASI PERAN ORANG TUA DAN KOMUNITAS DALAM MEMBERIKAN PENDIDIKAN SEKSUAL ADAPTIF BAGI ANAK-ANAK DI MASYARAKAT
https://www.jurnal.stikeswilliambooth.ac.id/index.php/pengabmas/article/view/706
<p>Pendidikan seksual sejak dini merupakan fondasi esensial dalam membentuk pemahaman anak-anak mengenai tubuh, batasan pribadi, dan keselamatan diri. Di Indonesia, pembahasan seksualitas masih sering dianggap tabu, menghambat penyampaian informasi akurat dan meningkatkan kerentanan anak terhadap pelecehan seksual. Data KPAI (2021) menunjukkan rendahnya literasi pendidikan seksual di kalangan orang tua, dan KemenPPPA (2024) mencatat 65% dari 11.233 kasus kekerasan anak pada 2023 adalah kekerasan seksual. Secara spesifik di Surabaya, UPTD PPA Kota Surabaya (2024) juga melaporkan puluhan kasus pelecehan seksual anak pada 2023, mayoritas di bawah 12 tahun, menegaskan urgensi perlindungan yang lebih kuat melalui pendidikan seksual adaptif. Penelitian pengabdian masyarakat ini berfokus pada optimalisasi peran orang tua dan komunitas dalam memberikan pendidikan seksual adaptif bagi anak-anak di masyarakat Surabaya, Jawa Timur, guna mengatasi kesenjangan pemahaman dan tingginya kasus kekerasan seksual.</p> <p>Melalui metode penyuluhan interaktif, efektivitas program dievaluasi dengan perbandingan skor pre-test dan post-test. Hasil menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 48,5% pada tingkat pengetahuan peserta, yang mengindikasikan keberhasilan program dalam meningkatkan pemahaman mereka tentang pentingnya komunikasi terbuka, identifikasi batasan tubuh, dan strategi pencegahan kekerasan seksual. Selain itu, kegiatan ini berhasil mendorong inisiatif kolaboratif di tingkat komunitas untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan suportif bagi anak. Program ini menegaskan bahwa intervensi edukatif yang terencana dan partisipatif sangat efektif dalam memberdayakan masyarakat untuk memberikan pendidikan seksual adaptif, sehingga memperkuat perlindungan anak secara holistik dan menciptakan lingkungan yang aman bagi mereka.</p> <p> </p>Shinta Wurdiana RhomadonaDevi ApriliaDianita Primihastuti
##submission.copyrightStatement##
2025-07-082025-07-0861162210.47560/pengabmas.v6i1.706EDUKASI GIZI: KUNCI IBU CERDAS UNTUK KELUARGA SEHAT
https://www.jurnal.stikeswilliambooth.ac.id/index.php/pengabmas/article/view/712
<p><strong>Pendahuluan. </strong>Masalah gizi kurang pada anak usia dini masih menjadi isu kesehatan masyarakat yang signifikan di Indonesia. Di PAUD Puri Menganti Indah, hasil pengukuran status gizi menunjukkan bahwa 35% dari 30 anak mengalami gizi kurang berdasarkan indikator BB/TB. Kondisi ini berkaitan erat dengan rendahnya pengetahuan ibu mengenai gizi seimbang, di mana sebagian besar ibu berpendidikan SMA, tidak bekerja, dan 60% anak merupakan anak pertama. <strong>Metode. </strong>Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini menggunakan pendekatan edukatif-partisipatif melalui penyuluhan gizi interaktif, demonstrasi memasak makanan sehat, dan pembagian buku saku gizi. Evaluasi dilakukan dengan pre-test dan post-test untuk mengukur peningkatan pengetahuan ibu, serta pengukuran ulang status gizi anak. <strong>Hasil. </strong>Sebelum edukasi, distribusi pengetahuan ibu adalah 10 orang dalam kategori kurang, 15 cukup, dan 5 baik. Setelah edukasi, terjadi peningkatan signifikan: 5 orang dalam kategori kurang, 10 cukup, dan 15 baik. Hasil ini menunjukkan bahwa pendekatan edukasi yang digunakan efektif dalam meningkatkan literasi gizi ibu. <strong>Diskusi. </strong>Peningkatan pengetahuan ibu sejalan dengan teori-teori perubahan perilaku seperti Health Belief Model, Theory of Planned Behavior, dan Social Cognitive Theory. Temuan ini juga didukung oleh berbagai penelitian yang menunjukkan bahwa edukasi gizi berbasis teori dan kontekstual mampu meningkatkan pemahaman dan praktik gizi dalam keluarga.</p>Lina MahayatiRetty Nirmala Santiasari
##submission.copyrightStatement##
2025-07-082025-07-0861273310.47560/pengabmas.v6i1.712EDUKASI PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DAN III SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN GANGGUAN KESEHATAN MENTAL
https://www.jurnal.stikeswilliambooth.ac.id/index.php/pengabmas/article/view/699
<p>Kehamilan merupakan fase penting yang membawa perubahan signifikan, baik secara fisik maupun psikologis. Pada trimester II dan III, ibu hamil kerap mengalami perubahan emosional seperti kecemasan, perubahan suasana hati, ketakutan menjelang persalinan, serta gangguan citra diri. Kurangnya pemahaman mengenai perubahan psikologis ini dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental, yang berdampak negatif terhadap kesejahteraan ibu dan tumbuh kembang janin. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada ibu hamil mengenai perubahan psikologis yang umum terjadi pada trimester II dan III, serta strategi mengelolanya. Metode yang digunakan adalah penyuluhan, simulasi teknik relaksasi, dan sesi tanya jawab. Kegiatan dilaksanakan di wilayah Puskesmas Batur 1 dengan peserta ibu hamil trimester II dan III. Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan pemahaman peserta tentang perubahan psikologis dan pentingnya menjaga kesehatan mental selama kehamilan. Edukasi ini diharapkan dapat menjadi langkah preventif dalam mengurangi risiko gangguan psikologis pada ibu hamil serta meningkatkan kesiapan mental menjelang persalinan.</p>Sendy Firza Novilia TonoDevi ApriliaEny Astuti
##submission.copyrightStatement##
2025-07-122025-07-1261343710.47560/pengabmas.v6i1.699EDUKASI SEKS BEBAS PADA REMAJA: STUDI PENYULUHAN DI KELAS XII SMA ADVENT ANJASMORO SURABAYA
https://www.jurnal.stikeswilliambooth.ac.id/index.php/pengabmas/article/view/717
<p>Remaja merupakan fase perkembangan yang rentan terhadap pengaruh lingkungan, termasuk mendapatkan informasi yang salah mengenai seksualitas. Kurangnya pemahaman perihal kesehatan reproduksi dapat meningkatkan risiko terjadinya perilaku seks bebas yang berakibat terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan dan penyakit menular seksual. Pendidikan kesehatan reproduksi diperlukan untuk kalangan remaja di era saat ini. Perkembangan teknologi juga bisa menjadi faktor penyebab dimana remaja dapat melihat atau mendapatkan hal-hal yang kurang baik seperti perilaku seks bebas. Tetapi perkembangan teknologi juga dapat sebagai sumber informasi tentang kesehatan reproduksi. Oleh karenanya, diperlukan pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja supaya remaja mengerti akan dampak dari perilaku seksual yang tidak bertanggung jawab. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman remaja SMA Advent Anjasmoro mengenai pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dan menghindari perilaku seks bebas. Kegiatan ini dilakukan melalui memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduktif dan perilaku seks bebas, dilakukan melalui diskusi interaktif, dan memberikan pre tes diawal kegiatan untuk mengetahui pengetahuan remaja terhadap kesehatan reproduksi, yang nantinya setelah diberikan penyuluhan dilakukan pengukuran pengetahuan remaja melalui post tes. Kegiatan ini melibatkan 35 siswa kelas XII. Hasil kegiatan pengabdian ini didapatkan bahwa nilai pengetahuan pada remaja kategori baik setelah diberikan penyuluhan kesehatan reproduksi dan perilaku seks bebas.</p>Retty Nirmala SantiasariLina MahayatyIntiyaswati Intiyaswati
##submission.copyrightStatement##
2025-07-122025-07-1261384210.47560/pengabmas.v6i1.717